Minggu, 05 Juli 2015

When I Fall In My Darkness

Semakin aku membacanya semakin dalam pula aku jatuh dalam bayang-bayang kelam, tulisan tulisan itu seperti menelan kesadaranku, seperti tidak ada pembatas antara ruang dan waktu, bagai terbawa ke masa lalu dengan keadaan di masa sekarang, aku tak tau.

Mungkin ini hanyalah gejolak emosi yang menghujam tajam menikam karena sang penulis mengakui sendiri ia menulisnya dengan penuh perasaan, ya perasaan di mana cerita yang ada pada tulisan itu terjadi, aku tak tau mengapa, terlalu lama diam dan mengalah, terlalu dipendam dan salah, tetapi apalah daya aku sang pencinta yang selalu dipandang rendah

Sejujurnya aku tidak kuat untuk menahan rasa sakit yang bergejolak didalam dada, namun seperti biasa aku hanya bisa mengalah seakan aku yang salah. Aku tak tau mengapa dan bagaimana, namun semua ini membuatku sangat merana, aku tak bisa lagi berpikir begini begitu, karena ketika masalah datang selalu akulah yang salah disitu.

Kata maaf sudah berkali-kali terucap, namun luka ini terasa sangat sakit bagai beribu mata pedang menancap, namun apa daya rasa cinta ini semakin lama semakin kuat, hingga luka sesakit apapun ku akan terus memelukmu dengan erat.

Tak ada kata yang mampu menggambarkan keadaan saat ini, karena semua masalah dan kesalahan selalu terulang berkali-kali, bagaikan mata air yang tak berdasar, ku berusaha tegar meskipun beban yang menunggu amatlah besar

Maaf ku tak bisa menutupi semua ini, rasa sakit sudah berakibat begini, ku tak bisa berharap apa-apa mulai saat ini, ku hanya terdiam dan membisu disini.

0 komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.